OPERASI HITUNG PADA BENTUK ALJABAR
1. Penjumlahan dan Pengurangan
Untuk enentukan
hasil penjumlahan maupun pengurangan pada bentuk aljabar, perlu di perhatiakn
hal-hal berikut ini.
a.
Suku-suku
yang sejenis
b.
Sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan
Dan perkalian terhadap
pengurangan, yaitu :
i)
ab + ac = a(b + c) atau
a(b + c) = ab + ac
ii)
ab - ac = a(b - c) atau
a(b - c) = ab - ac
c.
Hasil
perkalian dua bilangan bulat, yaitu :
i)
Hasil perkalian
dua bilangan bulat positif adalah
bilangan bulat positif
ii)
Hasil
perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan
bulat positif
iii)
Hasil
perkalian bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat negatif
Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan
di atas, maka hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar
dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan memperhatikan
suku-suku yang sejenis. Suku-suku yang sejenis adalah suku yang
memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.
2.
Perkalian
a.
Perkalian
suatu bilangan dengan bentuk aljabar
Jika a, b, dan c bilangan
bulat maka berlaku a(b + c) = ab + ac. Sifat
distributif ini dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan operasi perkalian pada
bentuk aljabar. Perkalian suku dua (ax + b) dengan
skalar/bilangan k
dinyatakan sebagai berikut.
k(ax + b) = kax + kb
b.
Perkalian antara bentuk aljabar dan
bentuk aljabar
Telah kalian pelajari bahwa perkalian
antara bilangan skalar k dengan suku dua (ax + b) adalah k (ax
+ b) = kax + kb. Dengan memanfaatkan sifat distributif pula,
perkalian antara bentuk aljabar suku dua (ax + b) dengan suku dua (ax
+ d) diperoleh sebagai berikut.
(ax + b) (cx + d)
= ax(cx + d) + b(cx + d)
= ax(cx) + ax(d) +
b(cx) + bd
= acx2 + (ad + bc)x + bd
Sifat distributif dapat pula digunakan
pada perkalian suku dua dan suku tiga.
3.
Perpangkatan
Bentuk Aljabar
Operasi perpangkatan diartikan sebagai
operasi perkalian berulang dengan unsur yang sama. Untuk sebarang
bilangan bulat a, berlaku :
Pada perpangkatan bentuk aljabar suku
satu, perlu diperhatikan perbedaan antara 3x2, (3x)2,
–(3x)2, dan (–3x)2 sebagai berikut.
Untuk menentukan perpangkatan pada
bentuk aljabar suku dua, perhatikan uraian berikut.
Demikian seterusnya untuk (a + b)n
dengan n bilangan asli. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan koefisien-koefisien (a + b)n membentuk
barisan segitiga Pascal seperti berikut.
Pangkat dari a (unsur pertama) pada (a + b)n
dimu-lai dari an kemudian berku-rang satu demi satu dan
terakhir a1 pada suku ke-n. Sebaliknya, pangkat
dari b (unsur kedua) dimulai dengan b1 pada
suku ke-2 lalu ber-tambah satu demi satu dan terakhir bn pada
suku ke- (n + 1).
Perhatikan contoh berikut :
4.
Pembagian
Kalian telah mempelajari penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
dan perpangkatan pada bentuk aljabar. Sekarang kalian akan mempelajari
pembagian pada bentuk aljabar.
Telah kalian
pelajari bahwa jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p
x q dengan a, p, q bilangan bulat
maka p dan q disebut faktor-faktor dari a. Hal tersebut
berlaku pula pada bentuk aljabar.
Perhatikan uraianan berikut :
2X2YZ2 = 2 x X2
x Y x Z2
X3Y2Z = X3 x
Y2 x Z
Pada bentuk aljabar di atas, 2, x2, y, dan z2 adalah faktor-faktor dari 2X2YZ2 sedangkan X3, Y2, dan Z adalah faktor-faktor dari bentuk
aljabar X3 x Y2 x
Z.
Faktor sekutu (faktor yang sama) dari 2X2YZ2 dan X3Y2Z adalah x2,
y, dan z, sehingga di peroleh :
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan
bahwa jika dua bentuk aljabar memiliki faktor sekutu yang sama maka hasil bagi
kedua bentuk aljabar tersebut dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana.
Dengan demikian, pada operasi pembagian bentuk aljabar kalian harus menentukan
terlebih dahulu faktor sekutu kedua bentuk aljabar tersebut, kemudian baru
dilakukan pembagian.
Belajar ibarat air yang
menetes di bebatuan
meskipun prosesnya berat
namun pasti akan lubang juga
by : Syaryanto Tolis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar